Ketua Umum LSM Gmicak’ Bupati dan APKH Harus ada tindakan Tegas Prostitusi Esek – esek di Eks Lokalisasi Gunung Sampan ( GS ) Situbondo

Miris Sekali “, Tempat Prostitusi / Tempat Esek – esek di Eks Lokalisasi Gunung Sampan ( GS ) Situbondo

Ngeri! Prostitusi Esek – esek di Eks Lokalisasi Gunung Sampan ( GS ) Situbondo – Jawa Timur

Situbondo | Sampai saat ini masih ramai dikunjungi orang yang ingin mencoba untuk memutuskan mencari kepuasan nafsunya yang mana di tempat lokalisasi sudah disediakan LC dalam tanda kutip untuk menghindar dari pandangan mata masyarakat dengan di bentuk sebegitu rapi untuk soal aktivitas prostitusi di lokalisasi Gunung Sampan ( GS ), Dusun Cangkring, Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo, kembali menjadi sorotan publik. Meski pemerintah telah lama menutup kawasan ini, praktik esek-esek di lokasi tersebut walaupun di kemas dengan bungkus rapi tapi namanya perbuatan seperti itu tidak akan pernah bisa di lupakan oleh semua masyarakat yang lewat di jalur tersebut, malah sampai saat ini berlangsung secara terang-terangan walaupun sudah banyak beredar kasus kejadian yang melanggar hukum pemerintah dan agama namun setiap hari, lengkap dengan jam operasional, pengelola wisma, hingga dugaan adanya aliran iuran yang dikumpulkan secara rutin. “Ujarnya.

Entah ke siapa aliran iuran itu di berikan kami masih mendalami, dan dari pantauan dan keterangan sejumlah sumber terpercaya, aktivitas prostitusi berlangsung setiap hari, siang dan malam. Pekerja seks komersial (PSK) masih dapat ditemukan di beberapa wisma yang beroperasi secara reguler di wilayah kompleks tersebut.

Dimulainya kegiatan itu dimulai sejak pagi hingga sore, kemudian kembali aktif pada malam hari hingga dini hari. Sejumlah warga menyebut praktik ini sudah menjadi “Mumuk Dimata masyarakat”, namun tidak pernah dilakukan secara maksimal dan benar-benar dalam operasi dan seharusnya untuk ditindak tegas oleh aparat yang berwenang.

Ketua RT setempat akhirnya memberikan pernyataan singkat saat dikonfirmasi oleh tim redaksi. Menurutnya, informasi terkait aktivitas prostitusi yang melibatkan puluhan PSK tidak benar.” Ujarnya.

“Setahu saya, mereka itu bukan PSK, hanya LC (Ladies Companion),” ujar singkat Ketua RT saat konfirmasi melalui WhatsApp beberapa kali masih tetap mengatakan sepi, apa sepi jualannya atau sepi apanya, Minggu (21/06/2025)

Namun saat ditanya lebih lanjut terkait informasi adanya iuran rutin yang dikumpulkan dari para pekerja dan pengelola wisma, Ketua RT memilih bungkam dan tidak memberikan penjelasan apapun, lalu menghentikan wawancara.

Sikap Ketua RT yang tampak menghindar dari pertanyaan soal iuran menimbulkan kebisingan di kalangan warga. Banyak yang menilai, ada pembiaran terhadap praktik ini yang bisa menguntungkan pihak tertentu.

“Kalau bukan PSK, kenapa aktivitasnya terjadwal, dan kok bisa ada wisma yang buka tiap hari? Logika masyarakat jangan dianggap bodoh,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Warga menilai, bantahan yang tidak disertai tindakan maupun transparansi hanya memperkuat dugaan adanya permainan di balik aktivitas ilegal tersebut.

Keresahan warga terus meningkat. Mereka mendesak pemerintah daerah, Satpol PP, hingga aparat hukum untuk segera turun ke lokasi, melakukan penertiban, dan menyelidiki dugaan keterlibatan oknum di balik pembiaran yang terjadi selama ini.

Lebih dari sekedar penindakan, warga juga mendorong adanya solusi manusiawi berupa pelatihan dan rehabilitasi sosial bagi para perempuan yang terlibat agar bisa keluar dari jerat eksploitasi perdagangan manusia.

Sementara itu Supriyanto (ilyas) Ketua Umum Lembaga Suwdaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK):
Bupati dan Polres Situbondo harap tegas. ( Tim Sembilan Hsn ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *