Pengakuan Seorang Anggota DPRD Blora Terkait Sumur Rakyat di Blora

Blora | Salah satu anggota DPRD Blora mengaku belum pernah diajak koordinasi membahas isu sumur rakyat dengan Bupati Blora Arief Rohman. kamis 21/8/2025.

Hal ini disampaikan Jayadi dari fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Blora saat meninjau lokasi kebakaran sumur minyak rakyat ilegal di Desa Gandu pada Rabu (20/8/2025).
Padahal sumur minyak di Blora ini jumlahnya ribuan dan perlu penanganan serius oleh pemerintah daerah.
” Kalau sumur rakyat belum tapi kalau sumur tua sudah. Karena sumur rakyat kan Permennya baru. Sementara ini ya pernah ngomong-ngomong. Tapi kami dari Komisi B, belum berhadapan langsung dengan Bupati tetapi kalau pimpinan sudah. Bagaimana cara mengatasi sumur tua atau sumur rakyat di Kabupaten Blora, ” ujarnya.

Saat disinggung terkait pihak yang harus bertanggungjawab terkait peristiwa Gandu, Jayadi belum bisa menjelaskan. Karena setelah kejadian baru ada tindakan.

” Sementara ini saya belum bisa mengatakan. Karena setelah kejadian baru ada tindakan. Awal-awal dan sejarahnya bagaimana kaitannya dengan sumur minyak yang ada di Blora,” imbuhnya.

Dengan adanya kasus Gandu, Anggota DPRD Blora ini menghimbau kepada masyarakat Blora supaya mengedepankan keselamatan saat melakukan aktifitas di sumur minyak. Diketahui ada sekitar 4130 sumur rakyat yang sudah diajukan ke Gubernur supaya sumur rakyat dapat dikelola agar bisa meningkatkan PAD.

Saat disinggung terkait maraknya pengeboran ilegal sumur minyak yang ada di Blora, ia menegaskan untuk sementara dihentikan dulu. Karena harus dievaluasi.

” Dievaluasi dulu dan hasilnya seperti apa. Itu kita tunggu karena melibatkan stakeholder. Ini baru pendataan dan ada verifikasi. Juga harus ada sosialisasi kepada masyarakat terkait Permen nomer 14 tahun 2025. Karena bias,” ujarnya.

Diketahui, kebakaran sumur minyak rakyat ilegal di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo merenggut 3 korban meninggal dunia dan 3 warga mengalami luka bakar serius pada Minggu (17/8/2025) siang. Polisi sudah memeriksa beberapa orang saksi. Sampai Rabu (20/8/2025) sore, api belum bisa dipadamkan. Berdasarkan pantauan di Dukuh Gendono Desa Gandu, puluhan sumur minyak dibor sembarangan ditengah pemukiman padat penduduk. Aktivitas ilegal tersebut berlangsung sudah dua tahun. Minyak mentah dari hasil pengeboran tersebut dijual keluar daerah dengan harga Rp 4500/ liter. Dalam sehari, bisa menghasilkan 6-7 ton minyak mentah. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *