Dirilis | Supriyanto (ilyas) Ketua Umum Lembaga Suwdaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK)
Indonesia | Gerhana bulan total merupakan Fenomena yang terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus yang sejajar. Pada saat Gerhana Bulan Total, Bulan akan sepenuhnya masuk ke dalam bayangan inti (umbra) Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana, Bulan tidak akan gelap total, melainkan akan tampak berwarna kemerahan.
Salah satu fenomena alam langka akan kembali terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana bulan total akan berlangsung pada Ahad (7/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) pagi.
Menurut keterangan resmi BMKG, gerhana bulan total itu dapat dilihat hampir di seluruh Indonesia.
Gerhana tersebut diperkirakan terjadi pada 7 September 2025 sekitar pukul 22.28 WIB, diawali dengan gerhana bulan penumbra. Kemudian, terjadi gerhana bulan sebagian pada pukul 23.27 WIB.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar, membuat Bulan masuk ke bayangan inti (umbra) Bumi.
Puncak gerhana terjadi saat Bulan terlihat berwarna merah karena hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi.
Gerhana Bulan Total ini akan berlangsung dalam beberapa fase, dengan rincian jadwal sebagai berikut:
waktu Indonesia barat (WIB).
– Penumbra: 7 September 22.26 WIB
– Puncak gerhana: 8 September 01.11 WIB
– Akhir penumbra: 8 September 03.56 WIB
Waktu Indonesia Tengah (WITA).
– Penumbra: 7 September 23.26 WITA
– Puncak gerhana: 8 September 02.11 WITA
– Akhir penumbra: 8 September 04.56 WITA
Waktu Indonesia Timur (WIT).
– Penumbra: 8 September 00.26 WIT
– Puncak gerhana: 8 September 03.11 WIT
– Akhir penumbra: 8 September 05.56 WIT.
Gerhana Bulan Total ini dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia, asalkan cuaca cerah. BMKG akan melakukan pengamatan resmi dari Labuan Bajo dan Banjarbaru.
Durasi totalitas gerhana bulan total ini adalah 1 jam 22 menit 6 detik, sedangkan keseluruhan proses gerhana dari awal hingga akhir memakan waktu 5 jam 26 menit 39 detik.
dilansir dari berbagai sumber gerhana Bulan Total dapat disaksikan langsung dengan mata telanjang tanpa alat bantu khusus. Pilih lokasi tinggi dan bebas polusi cahaya untuk hasil yang lebih baik.
Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat menyaksikan fenomena alam ini dengan mudah dan memahami proses terjadinya Gerhana Bulan Total. (Tim Sembilan)