Kaltara l HukumKriminal.com – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia (TMI) Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara) Jufri Budiman, mengatakan bahwa kehadiran TMI di Kaltara diharapkan memperkuat koordinasi antara pemerintah, petani, dan nelayan, sekaligus mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang dijalankan pemerintah.
“Tani Merdeka Indonesia, hadir sebagai wadah strategis yang mengakomodasi kepentingan para petani dan nelayan di Kaltara,” kata Jufri, Jumat (10/10/2025) di Kota Tarakan, Provinsi Kaltara.
Menurut Jufri, TMI akan menjadi penghubung antara petani, nelayan, dan pemerintah.
“Kita akan memfasilitasi koordinasi, pembinaan, dan pelatihan agar hasil pertanian dan perikanan di Kaltara dapat berkembang secara optimal,” kata Jufri.
Legislator DPRD Kaltara perwakilan Tarakan ini juga menyatakan, bahwa pelantikan TMI di Kaltara, yang dijadwalkan pada 26 Oktober 2025 mendatang, dirancang berbeda dari kegiatan pelantikan biasa.
“Acara pelantikan DPW TMI Kaltara akan dikemas dengan kegiatan olahraga, termasuk jalan santai, yang akan dilaksanakan di Stadion Datu Adil,” kata Jufri.
“Supaya masyarakat melihat langsung keberadaan Tani Merdeka Indonesia di Kaltara. Kegiatan jalan santai ini juga menjadi sarana interaksi dengan masyarakat sebelum pelantikan resmi dilaksanakan,” imbuh Jufri.
Tani Merdeka Indonesia, kata Jufri, bukan hanya organisasi yang bergerak di bidang pertanian, tetapi juga mencakup sektor perikanan.
Kehadiran TMI akan menjadi jembatan antara dua sektor penting dalam ketahanan pangan.
“Kita tidak hanya memikirkan petani, tapi juga nelayan. Karena keduanya saling terkait, terutama dalam mendukung program MBG. Hasil tani dan laut yang berkualitas bisa langsung didistribusikan untuk masyarakat,” kata Jufri.
Selain memfasilitasi komunikasi antara pemerintah dan petani, kata Jufri, Tani Merdeka Indonesia juga akan bekerja sama dengan kelompok-kelompok tani dan dinas terkait di Kaltara.
“Setelah pelantikan, pihaknya akan langsung memulai koordinasi dengan Dinas Pertanian, kelompok tani, dan nelayan untuk menyusun program kerja yang dapat memperkuat ketahanan pangan lokal,” kata Jufri.
Setelah pelantikan nanti, kata Jufri, DPW TMI Kaltara akan tancap gas.
Fokus utama kami adalah memastikan kebutuhan pokok di Kaltara dapat dipenuhi melalui produksi lokal, sehingga tidak selalu bergantung pada pasokan dari luar daerah.
Organisasi ini juga memiliki kaitan erat dengan program MBG.
“Hasil pertanian dan perikanan yang dihasilkan oleh anggota Tani Merdeka dapat langsung didistribusikan ke dapur-dapur MBG, sekaligus membuka peluang pelatihan dan pembinaan bagi para petani dan nelayan,” kata Jufri.
Menurut Jufri, MBG membutuhkan bahan baku lokal, dan di sinilah peran Tani Merdeka Indonesia menjadi penting.
“Kami berupaya meningkatkan kapasitas para petani dan nelayan sekaligus memperkuat kemandirian pangan,” kata Jufri.
Jufri menekankan pentingnya studi banding dan adopsi praktik pertanian yang berhasil di wilayah lain, seperti Tawau, Malaysia Timur.
Kaltara memiliki potensi yang besar, hanya saja perlu pendekatan teknis dan pelatihan agar kualitas dan hasil pertanian setara dengan daerah lain.
“Potensi Kaltara sangat tinggi. Tanah dan iklim Kaltara sangat potensial. Namun, kita perlu pelatihan dan sosialisasi teknik bercocok tanam modern. Kaltara bagian dari Kalimantan, sama seperti Tawau, Malaysia Timur. Tawau kan Kalimantan juga. Apa bedanya tanah di sana sama tanah di sini? Kok bisa mereka lebih berkembang terkait hasil tani, sedangkan kita di Kaltara agak sulit? Padahal daratannya sama,” kata Jufri.
Hal ini, kata Jufri, mendorong perlunya studi banding ke Tawau untuk mempelajari praktik pertanian yang berhasil di sana.
“Kita ingin tahu bagaimana mereka menjadi petani dengan hasil yang bagus dan berkualitas. Dari sini kita belajar dan menerapkan metode yang sesuai di Kaltara. Jadi tidak pesimis, kami optimis Kaltara punya potensi besar karena bagian dari Pulau Kalimantan,” kata Jufri.
Tani Merdeka Indonesia, kata Jufri, akan aktif mengadakan pelatihan, pembinaan, dan penyuluhan untuk petani dan nelayan.
Hal ini bertujuan agar setiap anggota bisa mandiri dan produktif, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Jadi bisa mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah, seperti Sulawesi, Jawa, atau Tawau. Dengan pelatihan dan pembinaan, petani dan nelayan di Kaltara bisa menghasilkan pangan berkualitas tinggi sendiri,” kata Jufri.
Selain aspek teknis, Tani Merdeka Indonesia juga berupaya membangun kolaborasi yang erat dengan pemerintah daerah dan kementerian terkait.
Koordinasi ini penting untuk memastikan setiap program berjalan efektif dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya akan berkoordinasi secara luas, baik dengan pemerintah provinsi, kementerian, maupun kelompok tani dan nelayan. Tujuannya agar setiap langkah kita selaras dan memberikan dampak nyata,” kata Jufri.
Dengan terbentuknya Tani Merdeka Indonesia di Kaltara, Jufri berharap organisasi ini dapat menjadi wadah pembinaan, penyuluhan, dan sosialisasi bagi petani dan nelayan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan kemandirian pangan.
“Kami optimis, melalui kolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat. Potensi Kaltara dapat dimaksimalkan untuk menciptakan ketahanan pangan,” kata Jufri. (Tim HK Kaltara)