Polisi Tangkap Terduga Pelaku Mutilasi di Jurang Pacet Mojokerto
Tragedi Korban Mutilasi dipacat Mojokerto Gegerkan Jagad Dunia Maya Medsos
Mojokerto | Kasus Mutilasi yang menggegerkan Jagad dunia maya Medsos di Wilayah Hukum Pokres Mojokerto di amankan Polisi.
Kepolisian Resor (Polres) Mojokerto bergerak cepat mengungkap kasus dugaan mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di hutan Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang viral di jagad media sosial, berhasil diamankan Polres Mojokerto.
Polisi bahkan telah mengamankan terduga pelaku. Namun demikian, Polres Mojokerto belum memberikan keterangan secara rinci.
“Besok kita rilis ya,” kata Kapolres Mojokerto, AKBP Irham Kustarto saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, Ahad (7/9/2025) kepada Media.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Sendi, Krcamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jatim, digegerkan dengan adanya temuan potongan kaki manusia diduga korban mutilasi, di sebuah jurang samping jalan, Sabtu (6/9/2025) siang.
Sebuah kabar menggetarkan nurani datang dari semak-semak Dusun Pacet Selatan, Lereng Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jatim.
Potongan tubuh yang ditemukan berserakan di Jalur Wisata Pacet – Cangar itu sontak membangkitkan kengerian masyarakat. Tubuh manusia yang ditemukan dalam 65 potongan tercecer yang dibuang menyebar di semak belukar tepi jurang Gunung Welirang, Jawa Timur.
Melalui pemeriksaan sidik jari, identitas korban akhirnya terkuak, membuka luka baru bagi keluarga yang tak pernah menyangka anak gadis mereka menjadi korban mutilasi.
Korban memiliki nama Tiara Angelina Saraswati, perempuan muda berusia 25 tahun, menjadi korban dari tragedi kemanusiaan paling kelam tahun ini.
Lahir di Pacitan, 12 Agustus 2000, Tiara adalah sulung dari pasangan Darmaji dan Selfi Puji Ratnaningsih, yang kini tinggal di sebuah rumah sederhana di Jalan Made Kidul No. 22, Desa Made, Kecamatan Lamongan.
Ketika wartawan mendatangi rumah duka, hanya seorang remaja perempuan yang menyambut dari balik pintu. Ia enggan berbicara banyak, namun suaranya bergetar saat berkata, “Bapak dan ibu pergi ke Mojokerto.” Dia adalah Rani, adik korban yang masih duduk di bangku SMA.
Desa Made yang biasanya tenang, kini berubah menjadi lautan tanya. Kepala Desa Made, Eko Widianto, mengaku tidak mengetahui secara pasti identitas warganya tersebut.
“Berdasarkan informasi dari Babinkamtibmas, benar ini alamat Made. Tapi saya tidak tahu lebih jauh,” ujarnya lirih, Minggu (7/9/2025).
“Mungkin data sidik jari yang mengonfirmasi. Tapi kalau nama orang tua dan alamat, memang cocok,” kata Eko menambahkan,
Sementara itu, warga sekitar menyebut bahwa Tiara adalah pribadi pendiam dan jarang terlihat.
“Orang tuanya asli Lamongan dan Trenggalek, Tiara lahir di Pacitan. Dulu mereka pindah ke sini, rumahnya sederhana saja,” kata Amar, tetangga keluarga korban.
Kehidupan Tiara tak banyak diketahui warga. Namun dari media sosial LinkedIn-nya, ia tercatat sebagai alumni Universitas Trunojoyo Madura dan telah lulus dua tahun silam.
“Kami baru tahu dia sudah lulus kuliah dan kabarnya sudah kerja di Surabaya,” kata seorang warga menyebut.
Warga baru tahu jika Tira adalah korban mutilasi yang viral di Pacet Mojokerto saat polisi datang ke rumahnya sekitar pukul 20.00 WIB.
“Sudah dua tahun Tiara tak pulang,” ujar seorang ibu rumah tangga di lingkungan tersebut.
Kalimat yang pendek, namun menyimpan duka dan pertanyaan panjang ke mana selama ini Tiara pergi.
Kini, keluarga menjemput putri mereka dalam kondisi tak utuh. Bukan dalam balutan toga wisuda atau gaun pengantin, melainkan kantong jenazah yang menyimpan serpihan tubuh dan harapan yang sudah sirna.
Informasi yang didapat, seorang pria diduga pelaku mutilasi di Pacet, Mojokerto, ditangkap di kamar kosnya Jalan Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Minggu (7/9/2025) dini hari. Terduga pelaku Al berusia sekitar 25 tahun. (Tim Sembilan)