Bojonegoro | Sejumlah nasabah Bank BRI Unit Balen, Kabupaten Bojonegoro, mengeluhkan perilaku oknum mantri bank yang dinilai arogan, intimidatif, dan mempermalukan nasabah secara terbuka.
Perilaku tidak profesional tersebut dialami oleh warga Desa Lengkong, Kecamatan Balen, yang menyebut dirinya menjadi korban pelecehan nama baik dan tekanan mental akibat cara penagihan yang tidak manusiawi.
Dalam praktiknya, oknum mantri ini tak segan-segan memotret rumah nasabah yang menunggak cicilan selama lebih dari tiga bulan.
Ironisnya, foto rumah tersebut kemudian diunggah ke status WhatsApp (WA) pribadinya, seolah-olah mempermalukan nasabah di hadapan publik.
“Benar, saya ada keterlambatan cicilan. Tapi yang saya tidak terima, rumah saya difoto lalu diplat /disegel
(dipasang tanda), kemudian dijadikan story WA. Saya jadi sangat malu dengan tetangga,” ujar KA, warga Desa Lengkong, kepada media ini, Sabtu (2/7/2025).
Hal senada juga dikeluhkan oleh AM, warga lain di kecamatan yang sama. Ia mengaku mendapatkan ancaman dan olok-olokan dari mantri yang berbeda, tetapi dengan pola pendekatan yang serupa meresahkan.
“Saya ditelepon dan di WA isinya ancaman dan omongan yang menjatuhkan mental. Bahkan foto rumah pun dijadikan bahan story. Ini sudah berlebihan,” keluh AM.
Lebih parah lagi, beberapa nasabah menyebut bahwa rekening dan ATM mereka pernah diblokir sepihak oleh pihak mantri BRI tanpa adanya pemberitahuan atau konfirmasi terlebih dahulu.
Tindakan ini jelas sangat merugikan, apalagi bagi nasabah yang mengandalkan rekening tersebut untuk transaksi harian atau menerima bantuan sosial.
Masyarakat Desa Lengkong pun kini mendesak agar oknum mantri tersebut segera ditindak tegas oleh pihak BRI.
Mereka menuntut agar oknum tersebut dicopot atau dipindahkan, dan digantikan oleh pegawai yang lebih ramah, komunikatif, serta mengedepankan etika pelayanan.
“Kami bukan menolak membayar, tapi caranya itu lho yang membuat mental kami down. Ini BUMN, bukan rentenir. Harusnya memberi solusi, bukan mempermalukan,” tegasnya.
Perilaku oknum mantri ini tentu bertolak belakang dengan semangat transformasi layanan publik yang selama ini digaungkan oleh pemerintah dan BRI sebagai bank milik negara.
Instruksi Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir sudah jelas, BUMN harus hadir menjadi bagian dari solusi masyarakat, bukan malah menjadi sumber tekanan dan ketakutan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak BRI Unit Balen terkait keluhan nasabah tersebut. (HR/Red*)