Bangka Tengah l HukumKriminal.com –
Kisruhnya permasalahan tanah antara Uyil dan Hendrik di Desa Jeruk, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Mendapat informasi tersebut dengan sikap tegasnya Me Hoa langsung turun ke lapangan untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan dan diterima baik oleh Hendrik dan uyil, semuanya berjalan dengan damai.
Ketua DPRD Bateng Turun Langsung ke Lokasi, Terkait Pemasalahan Lahan
Sesuai harapan dan berjalan damai bahkan tidak ada lagi yang namanya saling mengklaim lahan masing-masing.
Dan kedua belah pihak sudah sepakat tidak ada lagi kegaduhan di kemudian hari.
Bahkan disaksikan Me Hoa dan bersama awak media, beberapa waktu yang lalu di warung kopi.
Me Hoa sebagai wakil rakyat yang sejati dari kakak Menkho menyempatkan waktu hadir untuk masyarakatnya.
Walaupun ada rapat penting pembahasan anggaran perubahan APBD Tahun 2022.
Ia rela meninggalkan rapat tersebut, demi kepentingan masyarakat.
Dikatakan Me Hoa di depan banyak media yang sudah hadir, sebenarnya masalah sudah cukup jelas.
“Saya sampaikan dengan tegas, bahwa ini hanya emosi dan miskomunikasi. Sebenarnya kita juga masih saudara dari Kakek Buyut kami,” kata Me Hoa.
Hendrik saat bejabat tangan dengan Unyil mengatakan di hadapan awak media, Ibu Me Hoa patut dicontoh demi masyarakat tidak mengenal waktunya.
“Kami sudah berdamai secara kekeluargaan dan terimakasih atas bantuan teman semua, yang paling utama adalah Ibu Dewan kita Me Hoa, malam ini saya sudah damai dengan pak Uyil dan tidak ada lagi permasalahan di kemudian hari,” kata Hendrik.
“Sekali lagi saya ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Ibu Me Hoa yang begitu perduli dengan masyarakatnya,” imbuh Hendrik.
Sedangkan Uyil mengatakan, ia juga sudah maafkan Hendrik dan tidak ada lagi permasalahan.
Dan tidak ada dendam apapun dan kami juga masih saudara sebenarnya.
Jadi malam ini semuanya sudah jelas tidak ada dendam lagi.
Dan mereka pun berjabat tangan.
Me Hoa mengatakan, walaupun adanya pemberitaan yang menggiring opini, bahwa ia marah-marah, menutup-nutupi, dan melakukan kebohongan publik.
“Saya sudah maafkan, karena saya yakin seyakin-yakinnya, masyarakat tidak akan percaya. Karena mereka mengenal karakter, sifat saya yang terbuka, yang transparan dan mempunyai integritas yang tinggi. Walaupun digiring dan dibunuh karakter saya,” kata Me Hoa.
“Saya atas nama keluarga besar mengucapkan terimakasih, atensi media dan sekaligus minta maaf kepada semua pihak, termasuk kepada Hendrik dan keluarga. Saya mau fokus menyelesaikan sisa masa jabatan yang tak lama lagi, mohon doa restu, karena saya akan berjuang menuju kursi DPRD Provinsi Bangka Belitung Tahun 2024 mendatang,” tutup Me Hoa. (Redaksi)
Sumber: Jejakkasus.info