Mojokerto | Hukumkriminal.com –
SMAN 1 Ngoro Mojokerto, semakin mengukuhkan diri sebagai sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kepribadian positif melalui penerapan budaya 3S: Senyum, Salam, dan Sapa. Budaya ini diharapkan dapat meningkatkan keharmonisan dan kedekatan antar siswa, guru, dan tenaga kependidikan.
Kepala Sekolah SMAN 1 Ngoro, Ibu Siti Arofah, S.Pd., M.Pd, menjelaskan bahwa budaya 3S ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan ramah. “Dengan senyum, salam, dan sapa, kami ingin menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati di antara seluruh warga sekolah. Ini adalah langkah kecil yang bisa membawa dampak besar dalam membangun karakter positif siswa,” ujarnya.
Sejak diterapkannya budaya 3S, suasana di SMAN 1 Ngoro menjadi lebih hangat dan akrab. Setiap pagi, siswa dan guru saling menyapa dengan senyum, menciptakan energi positif yang menyebar ke seluruh sekolah. Tidak hanya itu, budaya ini juga membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan di kalangan siswa, terutama saat menghadapi ujian atau tugas berat.
“Awalnya, saya merasa canggung untuk menyapa semua orang, tapi sekarang saya sudah terbiasa. Senyum dan sapa dari teman-teman dan guru membuat saya merasa lebih diterima dan dihargai,” kata Andi, salah satu siswa kelas XII.
Selain itu, guru-guru di SMAN 1 Ngoro juga aktif memberikan contoh yang baik dengan selalu menyapa dan tersenyum kepada siswa. Ini tidak hanya mempererat hubungan antara guru dan siswa, tetapi juga memberikan teladan yang baik bagi siswa dalam berinteraksi sehari-hari.
Budaya 3S ini juga didukung oleh berbagai kegiatan sekolah yang mendorong interaksi positif, seperti acara olahraga, seni, dan kegiatan sosial. Melalui kegiatan-kegiatan ini, siswa belajar pentingnya kerjasama, komunikasi, dan rasa saling menghormati.
Dengan penerapan budaya 3S yang konsisten, SMAN 1 Ngoro berharap dapat terus menjadi sekolah yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga dalam membentuk karakter siswa yang positif dan berkepribadian baik. Semoga budaya ini dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan menyenangkan.(Misti).